ALiena's

ALiena's
My Lovely

Rabu, 18 April 2012

Hidrosfer



BADAN AIR DI BUMI (HIDROSFER)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa





Oleh :
Pendidikan Fisika A/VI
Andis M. Ramdhan                      : 1209207007
Ida Badriyah                                : 1209207032
Lina Marlina                                 : 1209207042


PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Salah satu hal yang membedakan bumi dibanding planet-planet lainnya adalah ketersediaan air dalam jumlah melimpah. Tujuh puluh persen wajah bumi ditutupi air yang hampir seluruhnya menempati sebuah badan air tunggal.
Air yang berlimpah dalam wujud cair merupakan faktor vital pendukung kehidupan. Delapan puluh persen tubuh makhluk hidup, termasuk manusia, tersusun dari air sebagai penunjang metabolisme. Air juga memungkinkan siklus karbon berlangsung, dalam rupa transfer karbondioksida di atmosfer menjadi sedimen karbonat dasar laut dan sebaliknya. Demikian pula daur hidrologis yang menghasilkan cuaca. Penguraian air di dalam butir-butir hijau daun (klorofil) menghasilkan emisi gas oksigen yang sangat diperlukan untuk pernapasan makhluk hidup aerob, termasuk manusia. Maka dapat dikatakan, tanpa keberadaan air, kehidupan takkan bisa bertahan.
Lapisan air yang ada dibumi dikenal dengan istilah hidrosfer. Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut dalam siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Dalam rangkaian siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk bentuk perairan, baik itu air permukaan maupun air tanah. Berdasarkan uraian sebelumnya, agar kita bisa memahami tentang hidrosfer dan badan air di bumi, maka kelompok kami membuat makalah yang berjudul “ Badan Air di Bumi (Hidrosfer) “.
B.       Tujuan
Tujuan makalah ini adalah agar :
1)        Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hidrosfer
2)        Mendeskripsikan badan air di bumi
3)        Mampu menjelaskan proses awal terjadinya hujan, laut, sungai, danau dan rawa.

BAB II
BADAN AIR DI BUMI (HIDROSFER)

A.      Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut dalam siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Setiap saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.
Al-Quran mengingatkan kepada manusia bahwa air merupakan salah satu bukti yang harus disyukuri :
"Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (Surat Al Waqi'ah: 68-70).

B.       Badan-badan Air di Bumi
Dalam siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk bentuk perairan, baik itu air permukaan maupun air tanah.
1.         Air Permukaan
Indonesia memiliki wilayah laut dan darat. Tiga perlima luas wilayah Indonesia merupakan tubuh air permukaan yang berupa laut. Selain laut, tubuh air permukaan yang berupa sungai, danau, waduk, dan rawa banyak tersebar di wilayah Indonesia.
a)        Sungai
Sungai menjadi tempat mengalirnya air tawar, danau, rawa, laut, maupun ke sungai yang lain. Sungai di pegunungan berbeda dengan sungai yang ada di daratan meskipun itu merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, bagian sungai bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu :
Ø  Bagian Hulu : pada bagian ini arus yang terjadi deras, daya erosi besar dan arahnya vertikal, serta kadang berupa air terjun. Di bagian ini tidak terjadi proses pengendapan dan lembah sungai berbentuk V.
Ø  Bagian Tengah : pada bagian ini arus tidak begitu deras, erosi telah berkurang, lembah sungai berbentuk U, dan erosi yang terjadi vertikal dan horizontal.
Ø  Bagian Hilir : pada bagian ini arus tenang, daya erosi kecil, terjadi erosi horizontal, dan banyak terjadi pengendapan hingga membentuk delta.
b)        Rawa
Rawa merupakan daerah yang selalu tergenang air. Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas dan sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian pasang surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai daerah wisata. Di Indonesia, rawa banyak terdapat di Pantai Timur Sumatra dan Pantai Selatan Kalimantan.
c)        Danau
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Danau itu sangat berbeda-beda ukuran dan dalamnya, tergantung pada cara terbentuknya.
Ø  Danau yang disebabkan oleh kegiatan vulkanik
1)        Danau Kaldera terbentuk bila di dalam kaldera atau bagian tengah gunung berapi yang runtuh terkumpul air. Danau ini umumnya bulat dan dalam. Contoh : Danau Toba di Sumatera.
2)        Danau Kawah terbentuk bila di dalam kawah, atau lubang bulat mirip corong di puncak gunung berapi terkumpul air. Contohnya ialah danau kawah di Oregon ( Amerika Serikat ).
3)        Danau Bendungan Lava terbentuk bila aliran lava gunung berapi menyumbat lembah sungai dan menyebabkan terbentuknya danau. Contohnya adalah Laut Galilea di Timur Tengah.
Ø  Danau yang disebabkan oleh pengikisan
1)        Danau Gletser terbentuk bila gletser dan lembaran es mengeruk permukaan bumi dan membentuk ceruk. Kemudian ceruk ini terisi air dan membentuk danau. Contohnya ialah Danau Leman ( Swiss dan Perancis )
2)        Danau Lekukan Gurun terbentuk di daerah kering tempat angin menghasilkan lekukan. Bila dasar lekuk tersebut mencapai muka air tanah, maka terbentuklah sebuah danau. Contohnya ialah oase gurun di seluruh dunia.
Ø  Danau yang dihasilkan oleh sungai dan laut
1)        Danau Tapal Kuda dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk tapal kuda.
2)        Danau Delta terbentuk di sepanjang pantai yang arus pantainya mengendapkan pasir dan membentuk gosong pasir. Akhirnya, gosong pasir itu sama sekali memisahkan sebagian kecil laut, dan dengan demikian membentuk laguna. Delta-delta terbesar di dunia mempunyai danau delta atau laguna.
Ø  Danau yang dihasilkan oleh gerakan bumi
1)        Danau Sesar terjadi jika persesaran di kerak bumi, maka terbentuklah lekukan atau lembah retak yang kemudian dapat menjadi danau. Contohnya ialah Danau Malawi di Lembah Retakan Afrika Timur.
Selain itu, ada juga danau buatan manusia yang dikenal dengan waduk atau bendungan.
2.         Air Tanah
Air tanah merupakan bagian dari air di Bumi yang berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah kemudian terkumpul pada suatu lapisan batuan yang tidak tembus atau kedap air (impermeable).
Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dari total air di Bumi, air tanah merupakan air tawar yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti memasak, mandi, dan mencuci.
a)        Air Tanah Dangkal
Untuk memenuhi kebutuhan air tawar, penduduk Indonesia masih banyak menggunakan air tanah dengan membuat sumur. Dengan membuat sumur, penduduk dapat memperoleh air tanah dangkal yang berada di lapisan akuifer (lapisan batuan yang menyimpan dan mengalirkan air) paling atas. Air tanah dangkal sering disebut dengan air tanah freatis atau air freatis.
b)        Air Tanah Dalam
Air tanah dalam berada di antara dua lapisan batuan yang kedap atau tidak tembus air yang dikenal dengan akuifer tertekan.
Air tanah dapat memancar keluar dari akuifer secara alami melalui sumur artesis yang terbentuk apabila akuifer yang berada antara dua lapisan kedap air (impermeable) mempunyai slope atau kemiringan. Air mengalir ke bawah karena pengaruh gravitasi dan ditekan oleh dua lapisan kedap air. Apabila terjadi retakan atau dibuat sumur yang menembus lapisan batuan kedap air, air akan memancar keluar.
Air tanah dalam banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air penduduk kota, hotel-hotel, kantor-kantor, dan industri. Untuk memanfaatkannya perlu dibuat sumur yang sangat dalam sampai menembus lapisan kedap air. Sumur yang dibuat ini relatif tidak akan mengalami kekeringan meskipun berlangsung musim kemarau.
Sumber air tanah berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah hujan, intensitas curah hujan, pori-pori batuan (porositas), kekedapan batuan terhadap air (permeabilitas), kemiringan lereng, penutupan permukaan lahan, dan kelembapan udara.
Secara umum badan air mempunyai berbagai manfaat. Badan air seperti sungai dan danau dapat digunakan sebagai sumber air minum, sumber energi untuk pembangkit listrik, sarana transportasi air, serta irigasi dan budi daya ikan. Danau juga dapat digunakan untuk rekreasi dan olahraga air.
3.         Lautan
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air laut merupakan campuran dari 96,5 % air murni dan 3,5 % material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5 % air murni.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi saat itu juga bertipe tinggi /besar sekali tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Perairan laut yang mengelilingi benua-benua di Bumi dapat dibedakan menjadi samudera. Sebenarnya Bumi hanya memiliki satu samudera karena keempat samudera terhubung satu dengan lainnya. Benua-benua dan pulau-pulau yang muncul di atas samudra luas seakan-akan menjadi pembatas dan pembeda samudera-samudera tersebut. Adanya benua-benua dan pulau-pulau yang membatasi samudera menimbulkan adanya istilah laut, selat, serta teluk.
1)             Letak Laut
Berdasarkan letak pulau-pulau atau daratan, laut dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
Ø Laut tepi, letaknya di tepi benua dan terhalang dari lautan oleh pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan, letaknya terhalang oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina dari Samudra Pasifik; Laut Jepang, letaknya terhalang oleh Kepulauan Jepang dan Samudra Pasifik; serta Laut Utara, letaknya terhalang oleh Kepulauan Inggris dan Samudra Atlantik.
Ø Laut pertengahan, letaknya di antara dua benua dan mempunyai gugusan kepulauan serta kedalaman laut yang dalam. Contohnya Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut-laut yang berada di antara Asia, Australia, serta Kepulauan Indonesia, laut yang berada di antara Benua Eropa dan Afrika di Kepulauan Yunani.
Ø Laut pedalaman, letaknya hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Merah.
2)             Zona Laut
Laut mempunyai kedalaman dasar yang berbeda-beda. Dasar laut membentuk lereng mulai garis pantai ke arah tengah laut. Kedalaman laut makin bertambah dengan makin jauh jaraknya dari daratan pantai.
Berdasarkan zona kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut.
Ø   Zona litoral atau zona pasang surut, merupakan wilayah laut yang berada di antara pasang naik dan pasang surut air laut. Zona ini sering disebut dengan daerah pantai.
Ø   Zona neritik, merupakan wilayah laut yang berada di antara garis pantai kedalaman 200 m. Pada zona ini sinar matahari masih dapat menembus ke dalam. Ikan dan sejenisnya serta tumbuhan laut banyak dijumpai pada zona ini.
Ø   Zona batial, merupakan wilayah laut yang berada pada kedalaman 200–2.500 m. Pada zona ini sinar matahari sudah tidak mampu menembus ke dalam sehingga organisme laut tidak sebanyak pada zona neritik. Zona batial biasanya merupakan lereng benua (continental slope) yang curam dan berbatasan dengan landas benua (continental shelf).
Ø   Zona abisal, merupakan wilayah laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 2.500 m. Suhu pada wilayah ini sangat dingin. Hewan laut yang dapat hidup hanya terbatas dan tumbuhan laut sudah tidak ada.

C.      Hujan dan Proses Terjadinya Hujan
1.      Hujan
Dalam ayat kesebelas surat az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan "menurut kadar". "Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)".
Hujan turun ke bumi dalam takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan adalah kecepatan turunnya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, rata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.
Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah ini secara sekilas.
Ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter. Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.
Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505 x 1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan "takaran".
Air hujan adalah tawar. Al Quran menarik perhatian kita dengan pernyataan air hujan adalah "tawar":
"Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (Surat Al Waqi'ah: 68-70).
"… dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?" (Surat al-Mursalat: 27)
Air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah, "… Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. " (Surat al-Furqan: 48)
2.      Proses Terjadinya Hujan
Tahapan pembentukan hujan baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; Kedua, pembentukan awan; Ketiga, turunnya hujan.
Yang tercantum di dalam Al Quran tentang pembentukan hujan sangatlah sesuai dengan penemuan ini:
"Allah, Dialah yang mengirim angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya (tahap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira." (Surat ar-Rum: 48).
Ø  Tahap Pertama : "Dialah (Allah) yang mengirim angin …"
Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya-garam ini kemudian dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang kemudian naik dari lautan sebagai tetesan kecil.
Ø  Tahap Kedua : ".......menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…"
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel debu di udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter 0,01-0,02 mm), awan menggantung di udara dan menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh awan.
Ø  Tahap Ketiga : "... lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya “
Partikel air yang mengelilingi kristal garam dan partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat daripada udara, dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
Tetesan hujan dibentuk oleh partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan. Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
3.      Macam-macam Hujan
a.      Hujan Air
Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.
Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.
Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara. Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit jika mengenai anggota badan kita.
b.      Hujan Salju / Es
Pada awan dingin hujan dimulai dari adanya kristal-kristal es. yang berkembang membesar melalui dua cara yaitu deposit uap air atau air super dingin (supercooled water) langsung pada kristal es atau melalui penggabungan menjadi butiran es. Keberadaan kristal es sangat penting dalam pembentukan hujan pada awan dingin, sehingga pembentukan hujan dari awan dingin sering juga disebut proses kristal es.
Hujan, salju dan hujan batu es terutama disebabkan oleh air yang menjadi dingin. Salju terbentuk dalam atmosfer atas yang suhunya dibawah titik beku. Waktu jatuh lewat atmosfer salju mencair dan menjadi hujan. Pada musim dingin, salju jatuh tanpa menjadi cair dan masih berbentuk salju. Butiran salju terdiri dari kristal es kecil-kecil.
Sewaktu udara naik lebih tinggi ke atmosfer, terbentuklah titik-titik air, dan terbentuklah awan. Ketika sampai pada ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah titik beku, titik air dalam awan itu membeku menjadi kristal es kecil-kecil. Udara sekelilingnya yang tidak begitu dingin membeku pada kristal tadi. Dengan demikian kristal bertambah besar dan menjadi butir-butir salju. Bila menjadi terlalu berat, salju itu turun. Bila melalui udara lebih hangat, salju itu mencair menjadi hujan. Pada musim dingin salju jatuh tanpa mencair.
c.       Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Hujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.



BAB III
SIMPULAN

Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut dalam siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Badan air di bumi (hidrosfer) meliputi Air Permukaan, Air Tanah dan Lautan. Air permukaan meliputi sungai, rawa, dan danau. Secara umum badan air mempunyai berbagai manfaat. Badan air seperti sungai dan danau dapat digunakan sebagai sumber air minum, sumber energi untuk pembangkit listrik, sarana transportasi air, serta irigasi dan budi daya ikan. Danau juga dapat digunakan untuk rekreasi dan olahraga air.
Air tanah merupakan bagian dari air di Bumi yang berasal dari air hujan. Sumber air tanah berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Air tanah meliputi air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air laut merupakan campuran dari 96,5 % air murni dan 3,5 % material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5 % air murni.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasama air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi saat itu juga bertipe tinggi /besar sekali tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Dalam ayat kesebelas surat az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan "menurut kadar". "Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)". Tahapan pembentukan hujan baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; Kedua, pembentukan awan; Ketiga, turunnya hujan.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Didang. 2008. Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Waluyo, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII untuk SMP/MTs. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
http://www.menyingkaprahasiaalamsemesta.com/5.html ( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenis-air-di-bumi ( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://www.gallerydunia.com/2011/01/terjadinya-nya-hujan-airsalju-dan-buatan.html (Kamis, 23 Februari 2012)
http://gerigalimatahari.blogspot.com/2010/07/proses-terbentuknya-danau.html ( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://alam.leoniko.or.id/danau.html ( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://cintabahari.com/proses-turunnya-hujan ( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://oseanografi.blogsfot.com/2005/07/sejarah-terbentuknya-laut.html ( Kamis, 23 Februari 2012 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar