Welcome to My Inspiration in My Life... Gambaran sketsa kehidupan mengikuti alur yang telah digariskan olehNya... Man Jadda Wajadda....!!!
Rabu, 18 April 2012
My Life is Them
Hidupku terasa indah saat berada ditengah-tengah mereka,,, orang-orang yang sangat Na sayangi... Kini kusadari, ketiadaan mereka sungguh meninggalkan rindu yang mendalam pada mereka,,, Ya Allah, seandainya Kau berikan ku waktu untuk kembali ke saat itu,,, Ku gk akan menyia-nyiakannya,,,, sungguh walaupun tuch hanya 1 menit bersama mereka,,,, Ku rindu,,, Ku kangen,,,, Mudah2n Kau selalu bersama mereka.... Maaf, Na terlalu sibuk,,, Na kurang peka,,, Na kurang perhatian,,, Apa yang harus Na lakukan untuk mnebus semua itu,,,?? Na siap melakukannya,,,Love You,,,,
Hidrosfer
BADAN AIR DI BUMI (HIDROSFER)
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata
Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Oleh
:
Pendidikan Fisika A/VI
Andis
M. Ramdhan :
1209207007
Ida
Badriyah : 1209207032
Lina
Marlina : 1209207042
PRODI
PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu hal
yang membedakan bumi dibanding planet-planet lainnya adalah ketersediaan air
dalam jumlah melimpah. Tujuh puluh persen wajah bumi ditutupi air yang hampir
seluruhnya menempati sebuah badan air tunggal.
Air yang berlimpah dalam wujud cair
merupakan faktor vital pendukung kehidupan. Delapan puluh persen tubuh makhluk
hidup, termasuk manusia, tersusun dari air sebagai penunjang metabolisme. Air
juga memungkinkan siklus karbon berlangsung, dalam rupa transfer karbondioksida
di atmosfer menjadi sedimen karbonat dasar laut dan sebaliknya. Demikian pula
daur hidrologis yang menghasilkan cuaca. Penguraian air di dalam butir-butir
hijau daun (klorofil) menghasilkan emisi gas oksigen yang sangat diperlukan
untuk pernapasan makhluk hidup aerob, termasuk manusia. Maka dapat dikatakan,
tanpa keberadaan air, kehidupan takkan bisa bertahan.
Lapisan air yang ada dibumi dikenal
dengan istilah hidrosfer. Hidrosfer merupakan salah satu
unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud
padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut dalam
siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air
tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Dalam rangkaian
siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk bentuk perairan, baik
itu air permukaan maupun air tanah. Berdasarkan uraian sebelumnya, agar kita
bisa memahami tentang hidrosfer dan badan air di bumi, maka kelompok kami
membuat makalah yang berjudul “ Badan Air
di Bumi (Hidrosfer) “.
B.
Tujuan
Tujuan makalah
ini adalah agar :
1)
Mengetahui dan memahami apa yang
dimaksud dengan hidrosfer
2)
Mendeskripsikan badan air di bumi
3)
Mampu menjelaskan proses awal terjadinya
hujan, laut, sungai, danau dan rawa.
BAB II
BADAN AIR DI BUMI (HIDROSFER)
A.
Pengertian
Hidrosfer
Hidrosfer
merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud.
Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase
tersebut dalam siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air
permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Setiap saat,
miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan.
Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur
ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang
ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat
kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya
maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan.
Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan.
Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju
manusia.
Al-Quran
mengingatkan kepada manusia bahwa air merupakan salah satu bukti yang harus
disyukuri :
"Maka terangkanlah kepada-Ku
tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami
yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?" (Surat Al Waqi'ah: 68-70).
B.
Badan-badan
Air di Bumi
Dalam
siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk bentuk perairan, baik
itu air permukaan maupun air tanah.
1.
Air
Permukaan
Indonesia memiliki wilayah laut dan darat. Tiga perlima luas wilayah
Indonesia merupakan tubuh air permukaan yang berupa laut. Selain laut, tubuh
air permukaan yang berupa sungai, danau, waduk, dan
rawa banyak tersebar di wilayah Indonesia.
a)
Sungai
Sungai menjadi tempat mengalirnya air tawar, danau, rawa, laut, maupun ke
sungai yang lain. Sungai di pegunungan berbeda dengan sungai yang ada di
daratan meskipun itu merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, bagian sungai
bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu :
Ø Bagian Hulu : pada bagian ini arus yang terjadi deras, daya erosi
besar dan arahnya vertikal, serta kadang berupa air terjun. Di bagian ini tidak
terjadi proses pengendapan dan lembah sungai berbentuk V.
Ø Bagian
Tengah : pada bagian ini arus tidak
begitu deras, erosi telah berkurang, lembah sungai berbentuk U, dan erosi yang
terjadi vertikal dan horizontal.
Ø Bagian
Hilir : pada bagian ini arus
tenang, daya erosi kecil, terjadi erosi horizontal, dan banyak terjadi
pengendapan hingga membentuk delta.
b)
Rawa
Rawa merupakan
daerah yang selalu tergenang air. Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air
sungai maupun dari sumber mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat
bermanfaat bagi kehidupan. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan
sebagai bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas dan
sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian pasang
surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai daerah wisata. Di Indonesia,
rawa banyak terdapat di Pantai Timur Sumatra dan Pantai Selatan Kalimantan.
c)
Danau
Danau adalah
cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun
asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Danau itu sangat berbeda-beda ukuran
dan dalamnya, tergantung pada cara terbentuknya.
Ø Danau yang
disebabkan oleh kegiatan vulkanik
1)
Danau
Kaldera terbentuk bila di dalam kaldera atau bagian tengah gunung berapi yang
runtuh terkumpul air. Danau ini umumnya bulat dan dalam. Contoh : Danau Toba di
Sumatera.
2)
Danau Kawah terbentuk
bila di dalam kawah, atau lubang bulat mirip corong di puncak gunung berapi
terkumpul air. Contohnya ialah danau kawah di Oregon ( Amerika Serikat ).
3)
Danau
Bendungan Lava terbentuk bila aliran lava gunung berapi menyumbat
lembah sungai dan menyebabkan terbentuknya danau. Contohnya adalah Laut Galilea
di Timur Tengah.
Ø Danau yang
disebabkan oleh pengikisan
1)
Danau
Gletser terbentuk bila gletser dan lembaran es mengeruk permukaan bumi dan
membentuk ceruk. Kemudian ceruk ini terisi air dan membentuk danau. Contohnya
ialah Danau Leman ( Swiss dan Perancis )
2)
Danau
Lekukan Gurun terbentuk di daerah kering tempat angin menghasilkan
lekukan. Bila dasar lekuk tersebut mencapai muka air tanah, maka terbentuklah
sebuah danau. Contohnya ialah oase gurun di seluruh dunia.
Ø Danau yang
dihasilkan oleh sungai dan laut
1)
Danau Tapal
Kuda dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok melintasi daratan mengambil
jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk tapal
kuda.
2)
Danau Delta terbentuk di
sepanjang pantai yang arus pantainya mengendapkan pasir dan membentuk gosong
pasir. Akhirnya, gosong pasir itu sama sekali memisahkan sebagian kecil laut,
dan dengan demikian membentuk laguna. Delta-delta terbesar di dunia mempunyai
danau delta atau laguna.
Ø Danau yang
dihasilkan oleh gerakan bumi
1)
Danau Sesar terjadi
jika persesaran di kerak bumi, maka terbentuklah lekukan atau lembah retak yang
kemudian dapat menjadi danau. Contohnya ialah Danau Malawi di Lembah Retakan
Afrika Timur.
Selain itu, ada juga danau buatan
manusia yang dikenal dengan waduk atau bendungan.
2.
Air
Tanah
Air
tanah merupakan bagian dari air di Bumi
yang berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke
dalam tanah kemudian terkumpul pada suatu lapisan batuan yang tidak tembus atau
kedap air (impermeable).
Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dari total air di Bumi,
air tanah merupakan air tawar yang banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti memasak, mandi, dan mencuci.
a)
Air
Tanah Dangkal
Untuk memenuhi kebutuhan air tawar, penduduk Indonesia
masih banyak menggunakan air tanah dengan membuat sumur. Dengan membuat sumur,
penduduk dapat memperoleh air tanah dangkal yang berada di lapisan akuifer
(lapisan batuan yang menyimpan dan mengalirkan air) paling atas. Air tanah
dangkal sering disebut dengan air tanah freatis atau air freatis.
b)
Air
Tanah Dalam
Air tanah dalam berada di antara dua lapisan batuan
yang kedap atau tidak tembus air yang dikenal dengan akuifer tertekan.
Air tanah dapat memancar keluar dari akuifer secara alami
melalui sumur artesis yang terbentuk apabila akuifer yang berada antara dua
lapisan kedap air (impermeable) mempunyai slope atau kemiringan.
Air mengalir ke bawah karena pengaruh gravitasi dan ditekan oleh dua lapisan kedap
air. Apabila terjadi retakan atau dibuat sumur yang menembus lapisan batuan
kedap air, air akan memancar keluar.
Air tanah dalam banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
air penduduk kota, hotel-hotel, kantor-kantor, dan industri. Untuk memanfaatkannya
perlu dibuat sumur yang sangat dalam sampai menembus lapisan kedap air. Sumur
yang dibuat ini relatif tidak akan mengalami kekeringan meskipun berlangsung
musim kemarau.
Sumber air tanah berasal dari air hujan yang masuk ke
dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Jumlah air hujan yang meresap
ke dalam tanah dan menjadi air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
jumlah hujan, intensitas curah hujan, pori-pori batuan (porositas),
kekedapan batuan terhadap air (permeabilitas), kemiringan lereng,
penutupan permukaan lahan, dan kelembapan udara.
Secara umum badan air mempunyai berbagai manfaat. Badan
air seperti sungai dan danau dapat digunakan sebagai sumber air minum, sumber
energi untuk pembangkit listrik, sarana transportasi air, serta irigasi dan
budi daya ikan. Danau juga dapat digunakan untuk rekreasi dan olahraga air.
3.
Lautan
Laut atau bahari
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air laut
merupakan campuran dari 96,5 % air murni dan 3,5 % material lainnya seperti
garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5 % air murni.
Laut, menurut
sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat
sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena
panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer
bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan
tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi.
Pasang surut laut yang terjadi saat itu juga bertipe tinggi /besar sekali
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Perairan laut yang mengelilingi benua-benua di Bumi dapat dibedakan menjadi
samudera. Sebenarnya Bumi hanya memiliki satu samudera karena keempat samudera
terhubung satu dengan lainnya. Benua-benua dan pulau-pulau yang muncul di atas
samudra luas seakan-akan menjadi pembatas dan pembeda samudera-samudera
tersebut. Adanya benua-benua dan pulau-pulau yang membatasi samudera
menimbulkan adanya istilah laut, selat, serta teluk.
1)
Letak Laut
Berdasarkan letak pulau-pulau atau daratan, laut dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut.
Ø Laut tepi, letaknya di tepi benua dan terhalang dari lautan
oleh pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan, letaknya terhalang
oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina dari Samudra Pasifik; Laut Jepang,
letaknya terhalang oleh Kepulauan Jepang dan Samudra Pasifik; serta Laut Utara,
letaknya terhalang oleh Kepulauan Inggris dan Samudra Atlantik.
Ø Laut
pertengahan, letaknya di
antara dua benua dan mempunyai gugusan kepulauan serta kedalaman laut yang
dalam. Contohnya Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut-laut yang berada di antara
Asia, Australia, serta Kepulauan Indonesia, laut yang berada di antara Benua
Eropa dan Afrika di Kepulauan Yunani.
Ø Laut
pedalaman, letaknya hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan
Laut Merah.
2)
Zona Laut
Laut mempunyai kedalaman dasar yang berbeda-beda.
Dasar laut membentuk lereng mulai garis pantai ke arah tengah laut. Kedalaman
laut makin bertambah dengan makin jauh jaraknya dari daratan pantai.
Berdasarkan zona kedalamannya, laut dapat dibedakan
menjadi beberapa zona sebagai berikut.
Ø Zona
litoral atau zona pasang surut, merupakan wilayah laut yang berada di antara pasang naik dan pasang surut
air laut. Zona ini sering disebut dengan daerah pantai.
Ø Zona
neritik, merupakan wilayah laut
yang berada di antara garis pantai kedalaman 200 m. Pada zona ini sinar
matahari masih dapat menembus ke dalam. Ikan dan sejenisnya serta tumbuhan laut
banyak dijumpai pada zona ini.
Ø Zona batial, merupakan wilayah laut yang berada pada kedalaman
200–2.500 m. Pada zona ini sinar matahari sudah tidak mampu menembus ke dalam
sehingga organisme laut tidak sebanyak pada zona neritik. Zona batial biasanya
merupakan lereng benua (continental slope) yang curam dan berbatasan
dengan landas benua (continental shelf).
Ø Zona abisal, merupakan wilayah laut yang mempunyai kedalaman
lebih dari 2.500 m. Suhu pada wilayah ini sangat dingin. Hewan laut yang dapat
hidup hanya terbatas dan tumbuhan laut sudah tidak ada.
C. Hujan dan
Proses Terjadinya Hujan
1. Hujan
Dalam ayat
kesebelas surat az-Zukhruf, hujan
didefinisikan sebagai air yang dikirimkan "menurut kadar". "Dan
Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)".
Hujan turun
ke bumi dalam takaran yang tepat. Takaran
pertama yang berhubungan dengan hujan adalah kecepatan turunnya. Benda yang
berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian
1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan
kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, rata-rata kecepatan jatuhnya air hujan
hanyalah 8-10 km/jam.
Air jatuh ke
bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus
yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan
kecepatan yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan
atmosfer tidak memiliki sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap
turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah
ini secara sekilas.
Ketinggian
minimum awan hujan adalah 1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes
air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg
yang jatuh dari ketinggian 15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian
10.000 meter. Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang
sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.
Dalam satu
detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan
jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan
jumlah ini akan mencapai 505 x 1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang
seimbang berdasarkan "takaran".
Air hujan
adalah tawar. Al Quran menarik perhatian kita dengan pernyataan air hujan
adalah "tawar":
"Maka terangkanlah kepada-Ku
tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami
yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?" (Surat Al Waqi'ah: 68-70).
"… dan
Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?" (Surat al-Mursalat: 27)
Air hujan
berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin.
Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum
fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun
asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung
mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan
lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai
dengan ketentuan Allah, "… Kami turunkan dari langit air yang amat
bersih. " (Surat al-Furqan: 48)
2. Proses
Terjadinya Hujan
Tahapan
pembentukan hujan baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut
radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; Kedua,
pembentukan awan; Ketiga, turunnya hujan.
Yang
tercantum di dalam Al Quran tentang pembentukan hujan sangatlah sesuai dengan
penemuan ini:
"Allah, Dialah yang mengirim
angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari
celah-celahnya (tahap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira."
(Surat ar-Rum: 48).
Ø Tahap Pertama :
"Dialah (Allah) yang mengirim angin …"
Sejumlah
besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus
pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang
kaya-garam ini kemudian dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel
ini, yang disebut aerosol, berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan
membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang
kemudian naik dari lautan sebagai tetesan kecil.
Ø
Tahap Kedua : ".......menggerakkan
awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal…"
Awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel
debu di udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter
0,01-0,02 mm), awan menggantung di udara dan menyebar di langit, sehingga
langit tertutup oleh awan.
Ø Tahap Ketiga : "... lalu
kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya “
Partikel air
yang mengelilingi kristal garam dan partikel debu akan bertambah tebal dan
membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat
daripada udara, dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
Tetesan
hujan dibentuk oleh partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa
dari lautan ke awan. Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini
terlepas dari awan dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
3. Macam-macam
Hujan
a. Hujan Air
Air yang menguap / menjadi uap
melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama
uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses
pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin
awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan
diagonal.
Akibat angin atau udara yang
bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir
bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air.
Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau
es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah
suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi
air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.
Hujan tidak hanya turun berbentuk
air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke
permukaan bumi jika bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat
menguap kembali ke udara. Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan
yang besar lebih ceper seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk
payung terjun. Hujan besar memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga
terkadang terasa sakit jika mengenai anggota badan kita.
b. Hujan Salju
/ Es
Pada awan dingin hujan dimulai dari
adanya kristal-kristal es. yang berkembang membesar melalui dua cara yaitu
deposit uap air atau air super dingin (supercooled water) langsung pada kristal
es atau melalui penggabungan menjadi butiran es. Keberadaan kristal es sangat
penting dalam pembentukan hujan pada awan dingin, sehingga pembentukan hujan
dari awan dingin sering juga disebut proses kristal es.
Hujan, salju dan hujan batu es
terutama disebabkan oleh air yang menjadi dingin. Salju terbentuk dalam
atmosfer atas yang suhunya dibawah titik beku. Waktu jatuh lewat atmosfer salju
mencair dan menjadi hujan. Pada musim dingin, salju jatuh tanpa menjadi cair
dan masih berbentuk salju. Butiran salju terdiri dari kristal es kecil-kecil.
Sewaktu udara naik lebih tinggi ke
atmosfer, terbentuklah titik-titik air, dan terbentuklah awan. Ketika sampai
pada ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah titik beku, titik air
dalam awan itu membeku menjadi kristal es kecil-kecil. Udara sekelilingnya yang
tidak begitu dingin membeku pada kristal tadi. Dengan demikian kristal
bertambah besar dan menjadi butir-butir salju. Bila menjadi terlalu berat,
salju itu turun. Bila melalui udara lebih hangat, salju itu mencair menjadi
hujan. Pada musim dingin salju jatuh tanpa mencair.
c. Hujan
Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang
dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan
yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu
sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Hujan buatan dibuat dengan
menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan
agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan
deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial
selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang
salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan buatan umumnya diciptakan
dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak
turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah
kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak,
kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan
adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di
bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
BAB III
SIMPULAN
Hidrosfer merupakan
salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa
berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di Bumi mengalami fase tersebut
dalam siklus hidrologi. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan
awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.
Badan air di bumi
(hidrosfer) meliputi Air Permukaan, Air Tanah dan Lautan. Air permukaan
meliputi sungai, rawa, dan danau. Secara umum badan air mempunyai berbagai manfaat. Badan
air seperti sungai dan danau dapat digunakan sebagai sumber air minum, sumber
energi untuk pembangkit listrik, sarana transportasi air, serta irigasi dan
budi daya ikan. Danau juga dapat digunakan untuk rekreasi dan olahraga air.
Air tanah merupakan
bagian dari air di Bumi yang berasal
dari air hujan. Sumber air tanah berasal dari air hujan yang masuk ke dalam
tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Air tanah meliputi air tanah
dangkal dan air tanah dalam.
Laut atau bahari adalah
kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air laut merupakan
campuran dari 96,5 % air murni dan 3,5 % material lainnya seperti
garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5 % air murni.
Laut, menurut
sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat
sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena
panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer
bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasama air inilah yang menyebabkan
tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi.
Pasang surut laut yang terjadi saat itu juga bertipe tinggi /besar sekali
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Dalam ayat kesebelas surat
az-Zukhruf, hujan didefinisikan
sebagai air yang dikirimkan "menurut kadar". "Dan Yang
menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)". Tahapan
pembentukan hujan baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut
radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; Kedua,
pembentukan awan; Ketiga, turunnya hujan.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiawan,
Didang. 2008. Pengetahuan Sosial 1 untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Waluyo,
dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas
VII untuk SMP/MTs. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
http://www.menyingkaprahasiaalamsemesta.com/5.html
( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenis-air-di-bumi
( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://www.gallerydunia.com/2011/01/terjadinya-nya-hujan-airsalju-dan-buatan.html
(Kamis, 23 Februari 2012)
http://gerigalimatahari.blogspot.com/2010/07/proses-terbentuknya-danau.html
( Kamis, 23 Februari 2012 )
http://alam.leoniko.or.id/danau.html ( Kamis, 23
Februari 2012 )
http://cintabahari.com/proses-turunnya-hujan (
Kamis, 23 Februari 2012 )
http://oseanografi.blogsfot.com/2005/07/sejarah-terbentuknya-laut.html
( Kamis, 23 Februari 2012 )
Langganan:
Postingan (Atom)